Minggu, 29 Juni 2014

Menulis Surat



MAKALAH
MENULIS SURAT



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Menulis adalah suatu proses yang mencangkub tiga langkah – langkah yaitu langkah pertama prapenulisan, langkah kedua penulisan, langkah ketiga evaluasi.
          Kemampuan menulis bukanlah semata- mata milik golongan berbakat menulis dengan latihan yang sungguh – sungguh, kemampuan itu dapat dimiliki siapa saja tak terkecuali kita.
                      Akan tetapi kita harus tau bahwa kemampuan itu juga bukan suatu kemampuan yang sederhana melainkan menuntut sejumlah kemampuan.Betapapun sederhananya tulisan kita tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut untuk kalau kita menulis tulisan yang rumit.Kita dapat melakukan semua itu sebagai satu kegiatan tunggal jika kita menulis sebuah karangan yang sederhana, pendek, dan bahannya sudah siap dikepala kita. Akan tetapi sebenarnya kegiatan menulis itu adalah suatu proses penulisan yang meliputi beberapa langkah- langkah  yaitu langkah prapenulisan ,langkah penulisan, langkah evaluasi.
                      Ketika langkah penulisan itu menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Dalam tahap prapenulisan kita menentukan hal- hal pokok yang akan mengarahkan kita dalam seluruh kegiatan kita itu. Dalam tahap penulisan kita melakukan apa yang telah kita tentukan dalam mengembangkan gagan kita dalam kalimat – kalimat. Satuan paragraf,bab atau bagian, sehingga selesailah buram (draff ) kita pertama dalam tahap revisi anda membaca dan menilai kembali apa yang sudah kita tulis,memperbaiki, mengubah, bahkan jika perlu memperluas tulisan kita.
            Akan tetapi dalam prateknya ketiga tahap penulisan itu tidak dapat dipisahkan secara jelas,merupakan bertumpang tindih. Pada saat kita membuat perencanaan ,mungkin anda sudah menulis menulis sedangkan waktu kita menulis mungkin kita juga sambil melakukan evaluasi. Tumbang tindih itu terutama terjadi jika kita menulis karangan pendek berdasarkan sesuatu yang telah kita ketahui. Missal jika kita harus mengarang formal di kelas dalam penulisan karangaan panjang seperti makalah penelitian ,laporan akhir semerter dan lain- lain. Tahan- tahapan itu secara lebih jelas. Mac Criman (1957 : 4 ) menggambarkan ketumbang tindihan itu sebagai berikut :
Prapenulisan -------à penulisan -------à revesi
Topik, pembatasan, tujuan.
                        Pemilihan dan piñata bahan
                                    Penyusunan paragraf dan kalimat
                                                Diksi dan teknik penulisan
                                                            Perbaikan buram pertama dan pembacaan ulang.

B.     Rumusan Masalah
Dalam kegiatan menulis, seringkali kita mengalami kesulitan dalam menulis tersebut, agar lebih memudahkan kita dalam menulis, maka kita harus mengikuti tahap-tahap dalam membuat tulisan.
            1. Bagaimana langkah- langkah menulis yang baik ?
            2. Bagaimana proses membuat tulisan yang baik ?    

C.    Tujuan
Sesuai dalam rumusan masalah dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
            1.Agar kita mengetahui bagaimana langkah- langkah membuat tulisan yang baik.   
            2.Supaya kita lebih mengetahui bagaimana proses membuat tulisan yang baik.
D. Manfaat
Penulis membuat makalah ini berharap bisa bermanfaat bagi para pembaca. Terutama dalam mata kuliah menulis bahasa “ Langkah-langkah dan proses membuat tulisan yang baik.



























BAB II
KAJIAN TEORI


A.    Langkah-Langkah Dasar dalam Menulis

       Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, menulis harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut;

a. Tahap Prapenulisan

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup
beberapa langkah kegiatan antaranya:
    
1)                  Pemilihan dan Penetapan Topik
Memilih dan menetapkan topik suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisantanpa ada sesuatu yang hendak ditulis.Masalah pertama yang dihadapi penulis untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah topik atau pokok pembicaraan (Keraf, 1993: 126).Dalam memilih dan menempatkan topik ini diperlukan adanyaketerampilanataupengetahuan atau kesungguhan.
Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empatsumber, yaitu : (1) pengalaman, (2) pengamatan, (3) imajinasi, dan (4) pendapat dan keyakina (Semi,1990:134).
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalaam memilih topik adalah: (a) topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas, (b) topik itu cukup menarik utamanya bagi penulis, (c) topik itu dikenal baik, (d) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai, (e) topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit (Akhadiah, 1998:86).
Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas, atau sangat khusus untuk digarap. Dengan pembatasan itu, penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan (Keraf, 1993:129).

2) Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Tujuan penulisan diartikan sebagai pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh (Akhadiah, 1998:89). Dengan menentukan tujuan penulisan, diketahui apa yang ingin dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup bahasan, pengorganisasian, dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan. Secara eksplisit, tujuan penulisan dapat dinyatakan cara tesis atau dengan menyatakan maksud.

3) Bahan Penulisan
Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan.Bahan tersebut mungkin berupa rincian, sejarah kasus, contoh, penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab-akibat, hasil pengujian hipotesis, angka-angka, diagram, gambar, dan sebagainya (Akhadiah, 1998:90).
Bahan-bahan dapat diperoleh dari berbagai sumber, dua sumber utama ialah pengalaman dan inferensi dari pengalaman.Pengalaman ialah keseluruhan pengetahuan yang diperoleh melalui pancaindra, inferensi ialah kesimpulan atau nilai-nilai yang ditarik dari pengalaman.
Inferensi itu kemudian menjadi bagian dari pengalaman dan mungkin juga dijadikan sumber inferensi baru.Bahan yang diperoleh dari pengalaman didapatkan melalui pengalaman langsung atau melalui bacaan

4) Menyusun Kerangka Karangan
Sebuah karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan.Karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan utama dari gagasan tambahan.
Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail dan digarap dengan sangat cermat. Secara singkat Keraf (1993:132) mendefinisikan kerangka karangan sebagai suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.

b. Tahap Penulisan
Pada tahap ini dibahas setiap butir yang ada di dalam karangan yang disusun.Ini berarti digunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri. Kadang pada tahap ini, disadari bahwa masih diperlukan bahan lain.

1) Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan itu sendiri. Keraf (1993:134) membagi isi karangan yakni pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.

2) Kosakta atau Pilihan Kata
Achmadi (1990:34) mendefinisikan pilihan kata adalah seleksi kata-kata untuk mengespresikan ide atau gagasan atau perasaan.Dengan memilih kata persyaratan pokokyangharus     diperlukan yaitu ketapan dan kesesuaian.      
Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan pembaca.Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata.

3) Kalimat Efektif
Kalimat yang mengandung gagasan haruslah yang memenuhi syarat gramatikal.Memerlukan persyaratan efektiviats artinya, kalimat itu harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan pesan, atau menerbitkan selera pembaca.


4) Paragraf
Akhadiah (1998:33) memberikan batasan paragraf tersusun dari beberapa buah kalimat, yang berhubungan satu dengan yang lain sehingga merupakan kesatuan utuh untuk menyampaikan suatu maksud.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan ke dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup.Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah karangan.
Pengembangan gagasan menjadi suatu karangan yang utuh memerlukan bahasa, dalam hal ini kita harus menguasai kata –kata yang akanmendukung gagasan kita. Inikita harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan kita dapat di pahami pembaca dengan tepat pula ,kata –kata itu harus kita rangkai menjadi kalimat yag efektif .tetapi itu saja belm cukup  tulisan kita harus kita tulis dengan ejaan yang berlaku dan disertai dengan tanda baca yang tepat.

c. Tahap Revisi

Tahap ini merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan.Jika bahan seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali.Hasil bacaan perlu     diperbaiki, dikurangi, atau mungkin juga diperluas.


B.Proses Menulis
The power of writing itu luar biasa.Kekuatan tulisan itu bisa lebih kuat daripada senjata.Misal ada seseorang yang membawa senjata lalu menembakkan senjata tersebut kepada seseorang dan kena kepalanya.Orang yang kena kepalanya kira kira bagaimana?Mati atau paling tidak cacat.Peluru yang ditembakkan di kepala kira-kira tertinggal dimana?Kira-kira tertinggal di kepala orang itu.Itu adalah peluru.
Tapi kalau kita menuliskan sebuah kata-kata, sebuah kalimat yang diperkuat dengan sebuah semangat untuk menuliskannya lalu ditembakkan dan membentuk sebuah buku, sebuah tulisan, sebuah karya, maka tulisan itu akan menembus bukan hanya satu kepala orang, dia akan menembus dua orang, tiga orang, ratusan, ribuan, jutaan kepala bahkan dia tidak berhenti. Di satu waktu dia akan melintasi batas waktu, melintasi batas geografis. The power of writing itu luar biasa megalahkan senjata. Saya mungkin tidak akan hidup selamanya tapi tulisan bisa membuat saya hidup lebih lama. Menulis adalah salah satu cara kita untuk berkreasi tanpa lintas batas. Seorang ustadz saya di Gontor bilang “Kalian menulislah, maka kalian akan awet muda”
“Kenapa ustadz, emang kalau menulis itu kayak minum jamu ya jadi awet muda?”
Dia bilang “Bukan begitu. Kalian menulis sesuatu dan ketika umur kita sampai, kita akan dikubur. Tulisan kita dikubur nggak? Tulisan kita akan tetap hidup selama tulisannya bagus, menginspirasi, membawa manfaat dia akan terus panjang sekali. Dan sejatinya itu adalah namanya kita awet muda karena kekuatan tulisan yang sangat panjang.”
Tulisan Bisa Bertrasformasi
Tulisan bisa bertransformasi menjadi musik, film, komik, apa saja. Bahkan tulisan bisa bertransformasi menjadi tiket pesawat. Tulisan bisa bertransformasi melebihi apa yang dibayangkan. Hanya dengan sebuah buku Negeri 5 Menara bisa bicara di Kick Andy, lalu tahu-tahu ada orang nelpon: “Boleh nggak dijadikan film?“Waktu syuting Negeri 5 Menara A. Fuadi melihat 150 orang naik turun masjid untuk syuting film, hal itu semua bermula karena sebuah tulisan.Ketemu Yovie Widianto yg mengerahkan segala macam seniman musik untuk soundtrack, semua itu awalnya karena tulisan. Tulisan bisa bertransformasi menjadi apa saja.
Description: Proses Menulis
Sumber  Posted by Heni Murhanayanti on18 December 2013
Categories:
Belajar Yuk

WHY
Menulis harus diawali dengan satu pertanyaan besar, a big question, WHY?Kelihatannya filosofis tapi ini penting sekali.Ini tentang the power of intention.Kalau bahasa Islamnya ‘Nawaitu‘. Kalau kita menulis sebaiknya kita bertanya dulu ke dalam, “kenapa kita menulis?“ nggak ada yang tahu jawabannya selain kita & yang di atas. Selain bertanya jawabannya juga harus ketemu supaya power menulisnya gede. Why besar itu adalah menjadi energi kita, menjadi pendorong. Staminanya ada disitu. Stamina menulis, WHY nya A fuadi: “Khoirunnas anfa uhum linnas“. Saya sudah bermanfaat tapi belum berbagi. Salah satu cara berbagi adalah dengan cara menulis. Modal menulis adalah: Kertas, bolpen dan HATI.
WHAT
Apa yang harus saya tulis? Tulislah apa yg paling dekat dgn hati, yg paling kita peduli, yg paling kita suka, yg paling kita care. Tujuannya biar nggak bosen. Cara tahu apa yg kita peduli: tanya ke teman “Selama ini saya suka ngobrolin tentang apa sih?“ Tuliskan itu dan kita biasanya paling enjoy banget. Ada proses penemuan diri waktu di Gontor, dituliskan dalam bentuk novel. Senang sekali, semangat dan tidak ada beban.
HOW
A fuadi tidak tahu cara menulis novel. Baca novel aja jarang.Tetapi dia menulis berita karena seorang wartawan. Karena tidak tahu caranya, maka belajar.Ada orang yg berbakat menulis novel dalam artian tidak perlu belajar.“Saya tidak berbakat menulis novel tapi saya berbakat belajar“
Istrinya membelikan buku”How to write a novel”. Yang kedua adalah RISET. Menulis novel itu risetnya luar biasa. Risetnya bisa apa saja. Salah satunya adalah: Pulang kampung ke Padang, bongkar2 lemari nyari2 tulisan yang dulu pernah ditulis (bongkar2 diary). Surat surat yg ditulis waktu di Gontor, Wawancara ke ibunya, apa yang dulu terjadi. Riset lain: Riset Visual. Mencari foto2 lama, waktu di Gontor. Waktu lihat foto langsung ingat suasana waktu di Gontor. Riset buku lama (buku tulis waktu di gontor) Membaca sebanyak mungkin buku: buku2 yg menceritakan kehidupan asrama, thesaurus, Kamus Bahasa Indonesia.
WHEN
Kapan menulisnya? Menulislah sekarang. Sehari menulis 1 halaman, 1 tahun 365 halaman.Paling tidak punya bahan untuk diedit & direvisi.Sedikit-sedikit lama2 menjadi buku.
Menulis itu adalah masalah waktu & keinginan dan bertarung dengan kemalasan.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, menulis harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas.

Langkah-langkah menulis yang baik :
a.       Tahap Prapenulisan
·         Pemilihan dan penetapan topik
·         Menentukan tujuan penulisan dan bentuk karangan
·         Bahan penulisan
·         Menyusun kerangka karangan
b.      Tahap Penulisan
·         Isi karangan
·         Kosakata atau pilihan kata
·         Kalimat efektif
·         Paragraf
c.       Tahap Revisi

Proses menulis yang baik :
a.       Luruskan niat
b.      Subyek familiar
c.       Referensi dan visual
d.      Konsisten



Daftar Pustaka

Akhadiah Sabarti dan Sakura (1986). Menulis. Jakarta: Kamnika

https://dunia baca.com/ Langkah- langkah menulis.html.


       Keraf (1993). Menulis .Jakarta :Kamnika
http://odazzander.blogspot.com/2012/01/langkah-langkah-menulis.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar