MAKALAH
HAKIKAT MENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menulis merupakan hal yang sangat
penting bagi kita, terutama bagi seorang mahasiswa. Dalam perjalanan kami
menjadi seorang mahasiswa, keterampilan berbahasa yang satu ini selalu diperlukan
selama kita menjadi seorang mahasiswa
dan sampai menjadi seorang pendidik. Sebagai contoh dalam menulis makalah untuk
tugas mata kuliah dan menulis skripsi, menulis sangat berperan penting sebagai
bekal kami untuk menyampaikan pikiran dan gagasan mahasiswa pada saat kami kuliah
maupun ketika kelak kami menjadi seorang pendidik. Menulis itu sangat penting
karena setiap hari kita pasti akan melakukan yang namanya menulis.
Aktivitas menulis melibatkan unsur
penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media
tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Sebagai suatuketerampilan
berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk
dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam
formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya (Suparno dan Yunus,
2004: 26).
Penguasaan bahasa dan penguasaan
menulis dalam penulisan merupakan faktor penting yang harus diketahui sejak
awal. Aspek bahasa dalam menulis terkait dengan sikap, pembaca, dan tujuan.
Sikap, pembaca, dan tujuan akan mempengaruhi bagaimana menulis kalimat, pilihan
kata, dan gaya bahasa. Penguasaan bahasa dan penguasaan menulis yang baik akan
mempermudah memilih yang akan digunakan sebagai media tulisannya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang akan dijelaskan pada penulisan
makalah ini adalah :
1. Apakah
Hakikat Menulis?
2.
Apakah Pengertian dan Unsur-unsur
Menulis?
3.
Bagaimana Asas-asas Menulis yang
Baik?
1.3
Tujuan
Tujuan menulis bisa untuk menjelaskan,
melaporkan fakta, mempengaruhi sikap pembaca. Karena itu tujuan menulis terkait
dengan apa yang dipilih penulis untuk menyajikan isi tulisan.
1.
Agar kita menengetahui hakikat dan unsur – unsur menulis yang baik.
2.
Supaya kita dapat mengetahui asas –
asas menulis yang baik.
1.4 Manfaat
1. Agar pembaca
bisa memahami
2.
Pembaca bisa mengetahui hakikat,
masalah dan tahapan dari menulis
3. Memperdalam
tentang menulis
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Hakikat
Menulis
Seseorang
dengan menulis dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud
dan tujuannya. Tarigan (1982:21) mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut. Senada dengan
Tarigan, Nurudin (2007:4) menyebutkan bahwa menulis adalah segenap rangkaian
kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Definisi menulis
ini mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami
oleh orang lain, sedangkan Wiyanto (2004:1-2) menyebutkan bahwa menulis
mempunyai mempunyai dua arti. Pertama,
menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang
dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang dirubah itu bunyi bahasa (bunyi yang berasal
dari alat ucap manusia). Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan
gagasan secara tertulis. Gagasan yang telah ditulis kemudian ditampung oleh
pembaca dengan cara membaca.
Akhadiah (1988:2) mengatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan
yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Untuk
menulis karangan yang sederhana, secara teknis seseorang dituntut memenuhi
persyaratan dasar seperti menulis karangan yang rumit. Suparno (2007:13) mendefinisikan bahwa menulis sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang
terlibat: penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan,
saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan
dan untuk menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat
atau medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Kemampuan menulis
merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan
keterampilan. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang
terlibat, yaitu: penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan,
saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
B. Pengertian Menulis
Apa itu
menulis?
Menulis
adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang
diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang lain, menulis adalah
kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang
diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi
secara tidak langsung. Dengan demikian, dapat kita tegaskan bahwa pengertian
menulis adalah kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca
dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca.
Menurut KBBI, pengertian menulis adalah
melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan
tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk
tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang orang melalui
tulisan yang dituliskan. Kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke
dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang
penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda
pula satu sama lain. Namun, satu hal yang penting bahwa terkait dengan
aktivitas menulis, seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan
pembacanya.
Menurut kami Menulis berarti, menyampaikan suatu
pendapat, gagasan, ide yang ada dalam otak kita dan menuangkannya kedalam suatu
media atau tulisan agar dapat dibaca oleh semua pembaca. Dengan menulis kita
juga dapat berkreativitas dan dapat mengembangkannya lewat sebuah tulisan. Tidak
banyak orang yang suka menulis karena mereka merasa tidak memiliki bakat untuk
menulis serta tidak tahu bagaimana dan apa yang akan ditulis.
Keterampilan
menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus memulai latihan dan
praktik yang banyak dan teratur. Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa
keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan
bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan ciri dari orang yang
terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, ada seorang
penulis yang mengatakan bahwa “menulis” dipergunakan melporkan atau
memberitahuan, dan mempengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya
dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan
mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini bergantung pada pikiran,
organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.(Morsey,1976:122)
Ø
Definisi menulis menurut para ahli ;
Menurut Djuharie (2005:120) menulis
merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatih. Pranoto (2004:9)
menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau
menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986:15)
menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Burhan Nurgiantoro
(1988:273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif , yaitu
aktivitas yang menghasilkan bahasa.
C.
Unsur-unsur Menulis
Menulis sebagai kegiatan berbahasa tulis
meliputi empat unsur, yakni sebagai berikut ;
(1) Gagasan
Dalam hal ini, gagasan adalah ide, opini, pengalaman atau
pengetahuan yang diungkapkan oleh penulis.
(2) Ekspresi
Ekspresi adalah pengungkapan gagasan yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
Pengungkapan gagasan dapat dibedakan atas empat bentuk, yakni sebagai berikut.
a. Pemaparan, yaitu bentuk pengungkapan yang menyajikan penjelasan
tentang suatu subjek secara sistematis, analitis, dan logis sehingga pembaca
memahaminya dan bertambah pengetahuannya.
b. Pemerian, yaitu bentuk pengungkapan yang menggambarkan
suatu objek dengan berbagai hasil pengamatan penulis yang diperolehnya melalui
alat-alat inderanya. Objek yang dimaksud adalah benda-benda seperti orang,
tempat, pemandangan, lagu merdu, bunga, sejenis hewan, tumbuhan, suasana, dan
sebagainya.
c. Penceritaan, yaitu bentuk pengungkapan yang menyampaikan
peristiwa-peristiwa yang dijalin sedemikian rupa menurut urutan waktu atau
tempat kepada pembaca dengan maksud meninggalkan kesan tentang
perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal hingga akhir cerita.
d. Pembahasan, yaitu bentuk pengungkapan yang membahas atau
membicarakan sesuatu dengan menggunakan fakta-fakta atau argumen-argumen
sehingga pembaca meyakininya dan mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya
sesuai dengan yang diharapkan penulis.
(3) Tatanan
Tatanan adalah aturan atau tata tertib pengembangan dan
penyusunan gagasan yang biasa dipedomani penulis.
(4) Sarana
Sarana
adalah alat untuk menyampaikan gagasan, yaitu bahasa tulis yang terutama
menyangkut kosakata, tata bahasa, cara menggunakan bahasa yang efisien dan
efektif, dan ejaan. Agar kompeten menyampaikan gagasan secara tertulis,
seseorang harus mampu menerapkan kaidah-kaidah ejaan, memiliki kosa kata yang
memadai, mampu mengaplikasikan kaidah-kaidah bahasa, mampu menulis kalimat
efektif, mampu mengembangkan paragraf yang baik, dan memiliki kemampuan
bernalar.
a.
Asas-Asas Menulis
Asas-asas menulis dijelaskan oleh Nuruddin (2011:39-46) Dalam presentasinya, ia memberikan contoh kalimat yang berbunyi “Ayah orang ini adalah ayah anak saya yang ayahnya sedang sakit diobati anak tetangga saya”. Pada kalimat tersebut, siapakah orang yang dimaksud? Berdasarkan contoh tersebut, kegiatan menulis memerlukan asas-asas menulis yang dijelaskan berikut ini ;
1. Kejelasan (clarity).
Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca. Tulisan penulis dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Tulisan tidak menimbulkan salah tafsir. Ide tidak samar-samar atau kabur. Mengutip pendapat HW Fowler, asas kejelasan tampak pada tulisan yang menggunakan kata umum, bukan kata khusus. Tulisan juga bersifat konkret (bukan abstrak), tunggal (bukan panjang lebar), pendek (bukan panjang), menggunakan bahasa sendiri (bukan bahasa asing).
2. Keringkasan (consiseness).
Asas keringkasan harus diperhatikan penulis agar tidak membuang-buang waktu pembaca. Meskipun demikian, bukan berarti tulisan harus pendek, melainkan tidak menggunakan bahasa yang berlebihan. Tidak menghamburkan kata secara semena-mena, tidak mengulang, tak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.
3. Ketepatan (correctness).
Asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik kesamaan dengan pembaca. Suatu penulisan harus dapat menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan seperti yang dimaksud penulisnya. Artinya, tidak terjadi kesalahan berasumsi hingga menimbulkan kesalah artian oleh pembaca. Akibatnya, pesan penulis tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
4. Kesatupaduan (unity).
Kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraf harus diperhatikan menulis dalam menguraikan gagasan/pikiran. Pembaca dimudahkan dalam menangkap ide-ide penulis. Ide-ide utama dapat dengan mudah ditangkap oleh pembaca dengan bantuan ide-ide penjelas.
Asas-asas menulis dijelaskan oleh Nuruddin (2011:39-46) Dalam presentasinya, ia memberikan contoh kalimat yang berbunyi “Ayah orang ini adalah ayah anak saya yang ayahnya sedang sakit diobati anak tetangga saya”. Pada kalimat tersebut, siapakah orang yang dimaksud? Berdasarkan contoh tersebut, kegiatan menulis memerlukan asas-asas menulis yang dijelaskan berikut ini ;
1. Kejelasan (clarity).
Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca. Tulisan penulis dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Tulisan tidak menimbulkan salah tafsir. Ide tidak samar-samar atau kabur. Mengutip pendapat HW Fowler, asas kejelasan tampak pada tulisan yang menggunakan kata umum, bukan kata khusus. Tulisan juga bersifat konkret (bukan abstrak), tunggal (bukan panjang lebar), pendek (bukan panjang), menggunakan bahasa sendiri (bukan bahasa asing).
2. Keringkasan (consiseness).
Asas keringkasan harus diperhatikan penulis agar tidak membuang-buang waktu pembaca. Meskipun demikian, bukan berarti tulisan harus pendek, melainkan tidak menggunakan bahasa yang berlebihan. Tidak menghamburkan kata secara semena-mena, tidak mengulang, tak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.
3. Ketepatan (correctness).
Asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik kesamaan dengan pembaca. Suatu penulisan harus dapat menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan seperti yang dimaksud penulisnya. Artinya, tidak terjadi kesalahan berasumsi hingga menimbulkan kesalah artian oleh pembaca. Akibatnya, pesan penulis tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
4. Kesatupaduan (unity).
Kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraf harus diperhatikan menulis dalam menguraikan gagasan/pikiran. Pembaca dimudahkan dalam menangkap ide-ide penulis. Ide-ide utama dapat dengan mudah ditangkap oleh pembaca dengan bantuan ide-ide penjelas.
5. Pertautan (coherence). Antarbagian tulisan harus bertautan satu sama lain (antar-alenia atau kalimat). Tautan-tautan ini mempermudah pembaca untuk menangkap gagasan yang disampaikan penulis.
6. Penegasan (emphasis).
Adanya penonjolan atau memiliki derajat perbedaan antar bagian dalam tulisan memberikan kemudahan kepada pembaca dalam menangkap tekanan ide-ide tertentu. Dengan demikian, ide-ide besar yang dimiliki penulis dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan
pikiran atau gagasan dan juga sebagai media menyampaikan pesan (komunikasi), melalui bahasa tulis sebagai alat
atau media berkomunikasi secara tidak langsung, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Contohnya :
kita ingin protes kepada Bapak gubernur tidak mungkin kita bisa bertatap muka
dengan Bapak Gubernur. Dengan adanya surat yang kita tulis kita bisa
menyampaikan pikiran kita atau informasi yang ingin kita sampaikan kepada
beliau. Bukan hanya itu saja, menulis
juga ada manfaatnya yang begitu besar, kita dituntut agar lebih kreatif,
percaya diri, berani dan mampu menemukan sebuah informasi atau karangan yang
bisa membantu pengembangan kreativitas kita.
DAFTAR
PUSTAKA
- Rosidi, Imron. 2009. Menulis, Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
- Tarigan, Henry Guntur.1994. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
maka;h yang bagus kak :v
BalasHapusmenurut kak afik apakah semua orang berkesempatan untuk bisa menulis?
Inspiratif..mudah difahami
BalasHapus