Minggu, 29 Juni 2014

Bentuk-bentuk Tulisan



MAKALAH
BENTUK-BENTUK TULISAN


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Menulis bahasa merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Konsep menulis bahasa diawali dengan menulis sebuah huruf, kemudian dari huruf-huruf tersebut disusun menjadii sebuah kata yang memiliki sebuah makna. Selanjutnya kata-kata tersebut akan berkembang menjadi sebuah kalimat. Kumpulan dari kalimat-kalimat tersebut akan menjadi sebuah paragraf.
Pengertian paragraf secara umum adalah suatu bentuk tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat yang mengandung satu gagasan pokok atau pikiran utama dan beberapa gagasan penjelas. Paragraf juga dapat diartikan sebagai himpunan kalimat-kalimat yang saling berhubungan atau berkesinambungan dalam suatu rangkaian kalimat, sehingga dapat membentuk suatu gagasan.
Pembentukan paragraf dalam kaitannya dengan menyampaikan gagasan atau pikiran tertentu dapat dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya adalah paragraf naratif, paragraf eksposisi, paragraf argumentatif, paragraf persuatif, dan paragraf deskriptif. Setiap jenis paragraf mempunyai bentuk dan ciri-ciri penulisan yang berbeda. Misalkan jenis paragraf argumentatif, yaitu paragraf yang berisi tentang argumen atau pendapat seseorang mengenai suatu masalah tertentu. Paragraf persuasif hampir sama dengan paragraf argumentatif, hanya saja pada paragraf persuasif argumen atau pendapat lebih ditekankan untuk mempengaruhi seseorang agar mengikuti pendapat tersebut.
Makalah ini dibuat untuk mengetahui perbedaan-perbedaan bentuk maupun ciri-ciri penulisan paragraf naratif, paragraf eksposisi, paragraf argumentatif, paragraf persuatif, dan paragraf deskriptif.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas, adlah sebagai berikut.
1.       Apa pengertian paragraf argumentatif, paragraf persuasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi  ?
2.      Bagaimana ciri-ciri penulisan paragraf argumentatif, paragraf per-suasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi  ?
3.      Bagaimana bentuk-bentuk penulisan paragraf argumentatif, paragraf persuasif,  paragraf deskriptif,  paragraf naratif, dan paragraf  ekspo-sisi  ?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian makalah ini, adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui pengertian paragraf argumentatif, paragraf per-suasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi;
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri penulisan paragraf argumentatif, paragraf persuasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi;
3.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk penulisan paragraf argumentatif, paragraf persuasif,  paragraf deskriptif,  paragraf naratif, dan paragraf  eksposisi.

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu :
1.      Bagi penulis
v  Penulis dapat mengetahui perbedaan antara paragraf argumentatif, paragraf persuasif,  paragraf deskriptif,  paragraf naratif, dan paragraf  eksposisi.
v  Penulis dapat menentukan ciri-ciri abtara paragraf argumentatif, paragraf persuasif,  paragraf deskriptif,  paragraf naratif, dan paragraf  eksposisi, sehingga mudah dalam menganalisis ataupun dalam penentukan sebuah pokok pikiran.
v  Penulis dapat memahami bentuk-bentuk penulisan paragraf argumentatif, paragraf persuasif,  paragraf deskriptif,  paragraf naratif, dan paragraf  eksposisi.
2.      Bagi pembaca
v  Menambah wawasan pembaca tentang perbedaan yang ada pada jebis-jenis paragraf.
v  Pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai tambahan materi dalam menganalisis maupun mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut tentang perbedaan bentuk-bentuk penulisan paragraf.






















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Paragraf  Argumentatif
a.       Pengertian Paragraf Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta, sehingga penulis mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Karena melalui argumentasi, penulis dapat mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. (Keraf ,2007:3).
Pengertian paragraf argumentatif berdasarkan uraian di atas  adalah paragraf yang berisi tentang ide atau gagasan yang disertai dengan alasan dan bukti-bukti yang kuat agar dapat meyakinkan pembaca. Paragraf argumentasi sering dihubungkan dengan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama. Logika itu sendiri sebagai cabang ilmu yang berusaha menurunkan kesimpulan-kesimpulan melalui kaidah-kaidah formal. Maka tulisan argumentatif yang ingin mengubah sikap dan perilaku orang lain bertolak dari dasar-dasar tertentu , menuju sasaran yang hendal dicapainya.

Dasar yang perlu diperhatikan sebagai tolak argumentasi adalah :
1.      Pengarang harus mengetahui serba sedikit tentang subyek yang akan dikemukakannya , sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang meng-hunung-hubungkan fakta-fakta dan informasi-informasi tersebut. Dengan mengetahui serba sedikit obyek yang akan dikemuka-kannya, serta mengetahui prinsip ilmiah yang mencakup subyek tadi, maka penulis dapat memperdalam masalah tersebut dengan penelitian, observasi, dan autoritas untuk memperkuat data atau informasi yang telah diperolehnya(Keraf, 2007:108).
2.      Pengarang bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri(Keraf, 2007:102). mempertimbangkan pendapat lawan orang lain bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam fakta-fakta yang diajukan oleh orang lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah ataupun untuk memperkuat pendapat sendiri.
Selain dua prinsip dasar di atas, ada tiga prinsip lain yang harus diperhatikan oleh penulis sebelum membuat tulisan argumentatif. Ketiga prinsip tamnbahan tersebut adalah sebagai berikut :
3.      Penulis argumentatif harus berusaha mengemukakan pokok persoalannya dengan jelas, menjelaskan mengapa memilih topik tersebut, dan mengemukakan pula konsep-konsep serta istilah-istilah dengan tepat.
4.      Penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang diperlukan untuk memperkuat tujuan-tujuan yang mencakup persoalan yang akan dibahas.
5.      Tulisan argumentatif harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan dalam penyampaian sebuah masalah

Persoalan-persoalan dalam tulisan argumentatif dibatasi oleh :
1.      Argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap atau keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan.
2.      Penulisan argumentasi harus menghindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu.
3.      Tulisan argumentasi harus mampu menghilangkan ketidak-sepakatan, karena tujuan penulisan paragraf argumentasi adalah  menghilangkan ketidaksepakatan itu.
4.      Jika ada ketidaksepakatan, penulis harus mampu menghilangkan ketidaksepakatan itu(Keraf, 2007:104).

b.      Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
1.      Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2.      Bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
3.      Dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
4.      Ditutup dengan kesimpulan.
c.       Bentuk-Bentuk Penulisan Paragraf Argumentatif.
1.      Pola sebab-akibat.
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dll.
Contah paragraf argumentatif pola sebab-akibat.
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.
2.      Pola akibat-sebab
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contah paragraf argumentatif pola akibat-sebab.
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.

B.     Paragraf  Persuasif
a.       Pengertian Paragraf Persuasif
Persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk me-yakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
Menurat Keraf (2007:121-124) Dasar-dasar persuasi dalam bukunya Rhetorica, aristoteles mengemukakan tiga syarat. Pertama watak dan kredibilitas pembicaraan. Kedua, kemampuan pembucara mengendalikan emosi para hadirin. Ketiga, bukti-bukti atau fakta-fakta yang diperlukan untuk membuktikan suatu kebenaran.
1.      Watak dan kredibilitas
Karakter atau watak merupakan salah satu faktor yang selalu harus diperhitungkan sesuai dengan harapan penulis. Watak dan seluruh kepribadian penulis dapat diketahui dari seluruh karangannya. Daya yang dipakai, pilihan kata, struktur kalimat, tema, dan sebagainya merupakan keseluruhan atau totalitas penulis. Singkatnya orang yang akan mengadakan persuasi harus memiliki kualitas yang baik dan mempunyai keperrcayaan dalam segala hak memiliki watak serta kemmpuan berpikir secara teratur, mmemperlihatkan simpati, memperlihatkan sikap mempercayai orang lain agar orang atau pendengar juga mempercayai apa yang kita katakana.
2.      Kemampuan mengendalikan emosi
Pengertian mengendalikan emosi diartikan sebagai kesa-nggupan pembicara untuk mengobarkan emosi dan sentiment hadirin, maupun kesanggupan memudakan atau memadamkan emosi dan sentiment itu. Kemampuan tersebut, sekaligus juga merupakan aspek perbedaan yang lain antara argumentasi dan persuasi.
Peesuasi diarahkan kepada pengendalian emosi sehingga hadirin tidak diberi kesempatan untuk berpikir atau menilai persoalan. Logika, perincian fakta yang dijelaskan dengan sentuhan emosi harus sanggup menimbulkan tenaga untuk mencapai kesepakatan yang dijadikan sebagai tujuan pengendalian emosi.
3.      Bukti-bukti
Syarat ketiga yang diperlukan agar pembicara dapat berhasil dalam persuasi adalah kesanggupan untuk menyodorkan bukti-bukti (evidensi) penulisan bahasa argumentasi maupun persuasi sama-sama menggunakan logika. Perbedaannya terletak dalam kadar argumen-nya. Argumentasi menggunakan evidensi semaksimal mungkin. Per-suasi yang dilakukan pembicara harus dapat diandalkan kebenarannya dan tidak terlalu abstrak sifatnya bagi para hadirin.
b.      Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
1.      Ada fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2.      Bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
3.      Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.
c.       Bentuk Tulisan Paragraf Persuasif
Contoh 1
Beras organik lebih menguntungkan daripada beras non-organik. Mutu beras organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak me-nggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan ke-untungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.
Contoh 2
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam “obat kuat’ untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan praktik berpidato agar kita segera memperoleh keteram-pilan atau bahkan kemahiran berpidato.
C.    Paragraf  Naratif
a.       Pengertian Paragraf Naratif
Narasi dapat diartikan sebagai cerita. Sebuah cerita adalah sebuah penulisan yang mempunyai karakter, setting, waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi dari masalah itu (Nurudin. 2010 :71).
Menurut Nurudin (2010 :71), narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu.  Sehingga pengertian paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan tentang peristiwa atau kejadian tertentu secara urut berdasarkan waktu ter-jadinya.
Paragraf naratif di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Naratif Ekspositoris (Narasi Teknis)
Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk me-nggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pikiran para pembaca sesudah membaca cerita tersebut ( Keraf, 2007:186). Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehi-dupannya. Penceritaan biasanya hanya menonjolkan satu orang pelaku saja.
Karangan narasi ekpositoris bersifat generalisasi, yaitu  narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan juga dapat dilakukan secara berulang-ulang (Keraf, 2007: 187) paragraf narasi ekspositoris juga berkaitan dengan ekposisi, sehingga ketentuan eksposisi juga ber-laku pada penulisan narasi ekspositoris. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif.
Contoh:
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontra melodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin. Sumber : (Tempo, 20 Februari 2005)
  
2.      Naratif Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang bertujuan untuk mem-berikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat ter-sembunyi kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau merasakan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa tertentu..

Contoh:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ketubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelummengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut  pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.Sumber : (Terampil Menulis Paragraf, 2004 : 66)

b.      Ciri-Ciri Paragraf Naratif
1.      Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana yang diceritakan;
2.      Kejadian diurutkan sesuai urutan waktu atau urutan peristiwa;
3.      Tidak hanya terdapat pada karya fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.

D.    Paragraf  Deskriptif
a.       Pengertian Paragraf Deskriptif
Deskriptif dapat diartikan sebagai gambaran, ulasan atau rincian. Menurut Finoza dalam Nurudin (2010:60). Deskriptif adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pe-ngalaman pembaca dengan jalan melukiskan  objek yang sebenarnya. Dalam  tulisan deskriptif, penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan  yang sebenarnya dengan interprestasinya sendiri.
 Paragraf Deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil penelitian, pengamatan, perasaan, dan pengalaman yang dialami oleh penulisnya.
Tujuan paragraf deskriptif adalah pembaca memperoleh kesan atau informasi sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya, sehingga seolah-olah pembaca melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut untuk mencapai kesan yang sempurna. Penulis deskriptif menggambarkan obyek sesuai dengan kesan, fakta, dan citraan.

b.      Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif
1.      Menggambarkan sesuatu secara detail;
2.      Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan indera;
3.      Membuat pembaca merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

c.       Bentuk Tulisan Paragraf Deskriptif
1.      Deskripsi Imajinatif atau Impresionis
Deskripsi Imajinatif atau Impresionis adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnahkan oleh musuh lamanya “raja gulita”.
2.      Deskripsi faktual atau ekspositoris
Deskripsi faktual atau ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat memba-yangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
Apabila objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, pe-ranannya dalam suatu bidang kerja dsb.
Contoh :
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.

E.     Paragraf  Eksposisi
a.       Pengertian Paragraf Eksposisi
Eksposisi berarti membuka dan memulai. Bahkan ada yang mengatakan exposition means explanation (ekposisi berarti penjelasan) ini berarti tulisan eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan  (misalnya sebuah karangan) (Nurudin, 2010:67). Paragraf eksposisi adalah  jenis paragraf yang bertujuan untuk menerangkan dan menjelaskan sesuatu pemasalahan terhadap pembaca agar pembaca mendapatkan gambaran  dan penjelasan detail tentang suatu permasalahan yang dimaksudkan pengarang.

b.      Ciri-Ciri Paragraf Eksposisi
1.      Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2.      Bertujuan untuk menjelaskan atau menerangakan suatu hal;
3.      Bahasa tulisan disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku;
4.      Tulisan atau karangan bersifat netral  dan  tidak memihak ataupun memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.

c.       Bentuk Tulisan Paragraf eksposisi
1.      Pola pengembanga umum-khusus (Deduksi)
Pada pola ini  paragraf eksposisi dikembangkan berdasar-kan hal-hal yang bersifat umum, kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat pendukung yang khusus.
2.      Pola pengembangan khusus-umum (Induksi)
Pola paragraf yang dikembangkan berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus, kemudian dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum.
3.      Pola perbandingan
Paragraf eksposisi yang isinya merupakan perbandingan antara kelebihan dan kekurangan, kerugian dan keuntungan, serta kesamaan dan perbedaan.
Contoh :
Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin dita-namkan pada diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti dalam kehidupan anak-anak itu sendiri.

4.      Pola analogi
Paragraf eksposisis yang menunjukkan kesamaan-kesamaan dua hal yang bersamaan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kasamaan segi ataupun fungsi.
Contoh :
Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub – bab, dan paragraf. Tubuh karangan sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan ranting, dan paragraf sebanding dengan daun.

5.      Pola pertentangan atau kontras
Paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung (biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu.)
6.      Pola pengembangan klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan hal-hal yang mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
Contoh ;
Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta . Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM.

7.      Pola pengembangan proses
Pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu.
8.      Pola pengembangan definisi
Paragraf yang berupa pengertian atas istilah yang terkandung dalam kalimat topik yang memerlukan penjelasan panjang agar maknanya tersampaikan kepada pembaca.
Contoh :
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah.Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.
9.      Pola pengembangan contoh atau ilustrasi
Paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya, umpamanya,misalnya).
Contoh :
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan dibalik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.

10.  Pola pengembangan sebab akibat
Pola pengembangan dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengemba-ngannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, se-dangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemu-kakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.











BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan
Setiap jenis pargraf memiliki karakteristik tersendiri dalam bentuk penulisan  maupun cara penyampaian gagasan atau ide dalam karangan atau tulisan.
a.       Paragraf argumentatif, bentuk tulisannya berupa fiksi ataupun non fiksi. Penyampaian gagasan berdasarkan pendapat seseorang mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa.
b.      Paragraf persuasif, hampir sama dengan paragraf argumentatif. Hanya saja paragraf persuasif lebih mengarah pada mempengaruhi seseorang agar mengikuti kemamuan penulis.
c.       Paragraf naratif, penulisan paragraf naratif dapat berupa cerita atau bentuk cerita fiksi atapun non fiksi. Penulisan paragraf naratif bertujuan untuk menceritakan sesuatu hal atau peristiwa tertentu sesuai dengan urutan waktu atau urutan peristiwa.
d.      Paragraf deskriptif, penulisan paragraf deskriptif bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan sesuatu atau suatu masalah secara detail.
e.       Paragraf eksposisi, bentuk penulisan paragraf eksposisi mengarah pada hal-hal atau masalah-masalah ilmiah.

B.     Saran
Menulis bahasa merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus kita miliki. Oleh karena itu, pembelajaran tentang cara-cara penulisan sangat diperlukan sebagai bahan materi maupun koreksi. Dengan demikian, jika kita memahami bentuk-bentuk penulisan maka diharapkan bagi pembaca maupun penulis menjadi lebih mudah dalam menemukan dan memahami informasi dalam tulisan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wiyanto, 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
Nueudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.
Tempo, 20 Fubruari, 2005. Sang Pengantin, Tempo, hlm.17.
Syatriadi, Tommy. 2013. Paragraf Narasi. http://www.pojokmanfaat.com/2013/ 05/paragraf- per suasif-pengertian-ciri-jenis-contoh.html diundu [23 Maret 2014 at 09.45]
Yunus, Syarif. 2012. Paragraf Naratif dan Paragraf Deskriptif. http://mm-pob.blogspot.com/2012/04/paragraf-naratif-dan deskriptif.html#sthash.EDg9jbUv. dpuf  diundu [23 Maret 2014 at 10.00]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar