MAKALAH
BENTUK-BENTUK TULISAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menulis
bahasa merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Konsep menulis bahasa
diawali dengan menulis sebuah huruf, kemudian dari huruf-huruf tersebut disusun
menjadii sebuah kata yang memiliki sebuah makna. Selanjutnya kata-kata tersebut
akan berkembang menjadi sebuah kalimat. Kumpulan dari kalimat-kalimat tersebut
akan menjadi sebuah paragraf.
Pengertian
paragraf secara umum adalah suatu bentuk tulisan yang terdiri dari beberapa
kalimat yang mengandung satu gagasan pokok atau pikiran utama dan beberapa
gagasan penjelas. Paragraf juga dapat diartikan sebagai himpunan
kalimat-kalimat yang saling berhubungan atau berkesinambungan dalam suatu
rangkaian kalimat, sehingga dapat membentuk suatu gagasan.
Pembentukan
paragraf dalam kaitannya dengan menyampaikan gagasan atau pikiran tertentu
dapat dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya adalah paragraf naratif,
paragraf eksposisi, paragraf argumentatif, paragraf persuatif, dan paragraf
deskriptif. Setiap jenis paragraf mempunyai bentuk dan ciri-ciri penulisan yang
berbeda. Misalkan jenis paragraf argumentatif, yaitu paragraf yang berisi tentang
argumen atau pendapat seseorang mengenai suatu masalah tertentu. Paragraf
persuasif hampir sama dengan paragraf argumentatif, hanya saja pada paragraf
persuasif argumen atau pendapat lebih ditekankan untuk mempengaruhi seseorang
agar mengikuti pendapat tersebut.
Makalah
ini dibuat untuk mengetahui perbedaan-perbedaan bentuk maupun ciri-ciri
penulisan paragraf naratif, paragraf eksposisi, paragraf argumentatif, paragraf
persuatif, dan paragraf deskriptif.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas, adlah sebagai berikut.
1. Apa pengertian paragraf argumentatif, paragraf
persuasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi ?
2. Bagaimana
ciri-ciri penulisan paragraf argumentatif, paragraf per-suasif, paragraf
deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi ?
3. Bagaimana
bentuk-bentuk penulisan paragraf argumentatif, paragraf persuasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf ekspo-sisi
?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian makalah ini, adalah sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui pengertian paragraf argumentatif, paragraf per-suasif, paragraf
deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi;
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri penulisan paragraf argumentatif, paragraf persuasif,
paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi;
3. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk penulisan paragraf argumentatif, paragraf
persuasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi.
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat
yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu :
1. Bagi
penulis
v Penulis
dapat mengetahui perbedaan antara paragraf argumentatif, paragraf
persuasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi.
v Penulis
dapat menentukan ciri-ciri abtara paragraf argumentatif, paragraf
persuasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi, sehingga mudah dalam menganalisis
ataupun dalam penentukan sebuah pokok pikiran.
v Penulis
dapat memahami bentuk-bentuk penulisan paragraf argumentatif, paragraf
persuasif, paragraf deskriptif, paragraf naratif, dan paragraf eksposisi.
2. Bagi
pembaca
v Menambah
wawasan pembaca tentang perbedaan yang ada pada jebis-jenis paragraf.
v Pembaca
dapat menjadikan makalah ini sebagai tambahan materi dalam menganalisis maupun
mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut tentang perbedaan bentuk-bentuk
penulisan paragraf.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Paragraf Argumentatif
a. Pengertian
Paragraf Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh penulis. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan
fakta-fakta, sehingga penulis mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau
suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
Argumentasi merupakan dasar yang paling
fundamental dalam ilmu pengetahuan. Karena melalui argumentasi, penulis dapat
mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau
pendapat mengenai suatu hal. (Keraf ,2007:3).
Pengertian paragraf argumentatif berdasarkan
uraian di atas adalah paragraf yang
berisi tentang ide atau gagasan yang disertai dengan alasan dan bukti-bukti
yang kuat agar dapat meyakinkan pembaca. Paragraf argumentasi sering
dihubungkan dengan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama. Logika itu
sendiri sebagai cabang ilmu yang berusaha menurunkan kesimpulan-kesimpulan
melalui kaidah-kaidah formal. Maka tulisan argumentatif yang ingin mengubah
sikap dan perilaku orang lain bertolak dari dasar-dasar tertentu , menuju
sasaran yang hendal dicapainya.
Dasar yang perlu diperhatikan sebagai
tolak argumentasi adalah :
1. Pengarang
harus mengetahui serba sedikit tentang subyek yang akan dikemukakannya ,
sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi
pertama-tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang
meng-hunung-hubungkan fakta-fakta dan informasi-informasi tersebut. Dengan
mengetahui serba sedikit obyek yang akan dikemuka-kannya, serta mengetahui
prinsip ilmiah yang mencakup subyek tadi, maka penulis dapat memperdalam
masalah tersebut dengan penelitian, observasi, dan autoritas untuk memperkuat
data atau informasi yang telah diperolehnya(Keraf, 2007:108).
2. Pengarang
bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat yang
bertentangan dengan pendapatnya sendiri(Keraf, 2007:102). mempertimbangkan
pendapat lawan orang lain bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam
fakta-fakta yang diajukan oleh orang lain dapat digunakan untuk memecahkan
masalah ataupun untuk memperkuat pendapat sendiri.
Selain dua prinsip dasar di atas, ada tiga
prinsip lain yang harus diperhatikan oleh penulis sebelum membuat tulisan
argumentatif. Ketiga prinsip tamnbahan tersebut adalah sebagai berikut :
3. Penulis
argumentatif harus berusaha mengemukakan pokok persoalannya dengan jelas,
menjelaskan mengapa memilih topik tersebut, dan mengemukakan pula konsep-konsep
serta istilah-istilah dengan tepat.
4. Penulis
harus menyelidiki persyaratan mana yang diperlukan untuk memperkuat
tujuan-tujuan yang mencakup persoalan yang akan dibahas.
5. Tulisan
argumentatif harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan dalam penyampaian
sebuah masalah
Persoalan-persoalan dalam tulisan argumentatif
dibatasi oleh :
1. Argumentasi
harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap atau keyakinan orang mengenai
topik yang akan diargumentasikan.
2. Penulisan
argumentasi harus menghindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan prasangka
tertentu.
3. Tulisan
argumentasi harus mampu menghilangkan ketidak-sepakatan, karena tujuan
penulisan paragraf argumentasi adalah
menghilangkan ketidaksepakatan itu.
4. Jika
ada ketidaksepakatan, penulis harus mampu menghilangkan ketidaksepakatan
itu(Keraf, 2007:104).
b. Ciri-Ciri
Paragraf Argumentatif.
1. Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2. Bertujuan menyakinkan orang lain
bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
3. Dilengkapi bukti-bukti berupa data,
tabel, dan gambar;
4. Ditutup dengan kesimpulan.
c. Bentuk-Bentuk
Penulisan Paragraf Argumentatif.
1. Pola
sebab-akibat.
Paragraf yang bertolak dari suatu
peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju
pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata – kata sebab,
karena, disebabkan, dikarenakan dll.
Contah
paragraf argumentatif pola sebab-akibat.
Pencemaran
lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar.
Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang
jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang
tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang
sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang
cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai
virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir
karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.
2. Pola
akibat-sebab
Paragraf yang bertolak dari suatu
peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju
sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contah
paragraf argumentatif pola akibat-sebab.
Jumlah
anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi
jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai
macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang
sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup
dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika
krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab
kesulitan hidup di segala sektor/bidang.
B.
Paragraf Persuasif
a. Pengertian
Paragraf Persuasif
Persuasif
adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk me-yakinkan seseorang agar
melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau
pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif
dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk
seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
Menurat
Keraf (2007:121-124) Dasar-dasar
persuasi dalam bukunya Rhetorica, aristoteles
mengemukakan tiga syarat. Pertama watak dan kredibilitas pembicaraan. Kedua,
kemampuan pembucara mengendalikan
emosi para hadirin. Ketiga, bukti-bukti atau fakta-fakta yang diperlukan untuk
membuktikan suatu kebenaran.
1. Watak
dan kredibilitas
Karakter
atau watak merupakan salah satu faktor yang selalu harus diperhitungkan sesuai
dengan harapan penulis. Watak dan seluruh kepribadian penulis dapat diketahui
dari seluruh karangannya. Daya yang dipakai, pilihan kata, struktur kalimat,
tema, dan sebagainya merupakan
keseluruhan atau totalitas penulis. Singkatnya orang yang akan mengadakan
persuasi harus memiliki kualitas yang baik dan mempunyai keperrcayaan dalam
segala hak memiliki watak serta kemmpuan berpikir secara teratur,
mmemperlihatkan simpati, memperlihatkan sikap mempercayai orang lain agar orang
atau pendengar juga mempercayai apa yang kita katakana.
2. Kemampuan
mengendalikan emosi
Pengertian
mengendalikan emosi diartikan sebagai kesa-nggupan pembicara untuk mengobarkan
emosi dan sentiment hadirin, maupun kesanggupan memudakan atau memadamkan emosi
dan sentiment itu. Kemampuan tersebut, sekaligus juga merupakan aspek perbedaan
yang lain antara argumentasi dan persuasi.
Peesuasi
diarahkan kepada pengendalian emosi sehingga hadirin tidak diberi kesempatan
untuk berpikir atau menilai persoalan. Logika, perincian fakta yang dijelaskan
dengan sentuhan emosi harus sanggup menimbulkan tenaga untuk mencapai
kesepakatan yang dijadikan sebagai tujuan pengendalian emosi.
3. Bukti-bukti
Syarat
ketiga yang diperlukan agar pembicara dapat berhasil dalam persuasi adalah
kesanggupan untuk menyodorkan bukti-bukti (evidensi) penulisan bahasa
argumentasi maupun persuasi sama-sama menggunakan logika. Perbedaannya terletak
dalam kadar argumen-nya. Argumentasi menggunakan evidensi semaksimal mungkin.
Per-suasi yang dilakukan pembicara harus dapat diandalkan kebenarannya dan
tidak terlalu abstrak sifatnya bagi para hadirin.
b. Ciri-Ciri
Paragraf Persuasif
1. Ada fakta atau bukti untuk
mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2. Bertujuan mendorong, mempengaruhi
dan membujuk pembaca;
3. Menggunakan bahasa secara menarik
untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.
c. Bentuk Tulisan Paragraf Persuasif
Contoh 1
Beras
organik lebih menguntungkan daripada beras non-organik. Mutu beras organik
lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari
lingkungan karena tidak me-nggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para
petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan
ke-untungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya
mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita
bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan
taraf hidup.
Contoh 2
Tidak dapat disangkal bahwa praktik
berpidato menjadi semacam “obat kuat’ untuk membangun rasa percaya diri. Jika
rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa
malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih
keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan praktik
berpidato agar kita segera memperoleh keteram-pilan atau bahkan kemahiran
berpidato.
C.
Paragraf Naratif
a. Pengertian
Paragraf Naratif
Narasi
dapat diartikan sebagai cerita. Sebuah cerita adalah sebuah penulisan yang
mempunyai karakter, setting, waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan masalah
dan memberikan solusi dari masalah itu (Nurudin. 2010 :71).
Menurut
Nurudin (2010 :71), narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,
mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah
peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu
tertentu. Sehingga pengertian paragraf
narasi adalah paragraf yang menceritakan tentang peristiwa atau kejadian
tertentu secara urut berdasarkan waktu ter-jadinya.
Paragraf
naratif di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Naratif
Ekspositoris (Narasi Teknis)
Narasi
ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk me-nggugah pikiran para pembaca untuk
mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pikiran para pembaca sesudah membaca
cerita tersebut ( Keraf, 2007:186). Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu
peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku diceritakan mulai dari kecil
sampai saat ini sampai terakhir dalam kehi-dupannya. Penceritaan biasanya hanya
menonjolkan satu orang pelaku saja.
Karangan narasi ekpositoris bersifat
generalisasi, yaitu narasi yang menyampaikan suatu proses yang
umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan juga dapat dilakukan secara
berulang-ulang (Keraf, 2007: 187) paragraf narasi ekspositoris juga berkaitan
dengan ekposisi, sehingga ketentuan eksposisi juga ber-laku pada penulisan
narasi ekspositoris. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang
logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukkan unsur sugestif atau
bersifat objektif.
Contoh:
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin
bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontra melodi yang hebat, lalu
bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh
kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad,
mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung
Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat
untuk mengantar Ahmad, sang pengantin. Sumber : (Tempo, 20 Februari 2005)
2. Naratif
Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang bertujuan untuk mem-berikan
suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat ter-sembunyi kepada para
pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau merasakan
tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa
tertentu..
Contoh:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya.
Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ketubuh
Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelummengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu
jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan
membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan
hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.Sumber
: (Terampil Menulis Paragraf, 2004 : 66)
b. Ciri-Ciri Paragraf Naratif
1. Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana
yang diceritakan;
2. Kejadian diurutkan sesuai urutan
waktu atau urutan peristiwa;
3. Tidak hanya terdapat pada karya
fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.
D.
Paragraf Deskriptif
a. Pengertian
Paragraf Deskriptif
Deskriptif dapat diartikan sebagai
gambaran, ulasan atau rincian. Menurut Finoza dalam Nurudin (2010:60).
Deskriptif adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pe-ngalaman
pembaca dengan jalan melukiskan objek
yang sebenarnya. Dalam tulisan
deskriptif, penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan yang sebenarnya dengan interprestasinya
sendiri.
Paragraf
Deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil
penelitian, pengamatan, perasaan, dan pengalaman yang dialami oleh penulisnya.
Tujuan paragraf deskriptif adalah
pembaca memperoleh kesan atau informasi sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan
pengalaman penulisnya, sehingga seolah-olah pembaca melihat, merasakan, dan
mengalami sendiri obyek tersebut untuk mencapai kesan yang sempurna. Penulis
deskriptif menggambarkan obyek sesuai dengan kesan, fakta, dan citraan.
b. Ciri-Ciri
Paragraf Deskriptif
1. Menggambarkan
sesuatu secara detail;
2. Penggambaran
tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan indera;
3. Membuat
pembaca merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
c. Bentuk
Tulisan Paragraf Deskriptif
1. Deskripsi
Imajinatif atau Impresionis
Deskripsi
Imajinatif atau Impresionis adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat
berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi
agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh
:
Malam
gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar hiruk pikuk
yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan
dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk
selama-lamanya.
Ramai
peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan-
mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang
mengangkatnya.Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang
api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani
menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnahkan oleh musuh lamanya
“raja gulita”.
2. Deskripsi
faktual atau ekspositoris
Deskripsi
faktual atau ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang
dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat
memba-yangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada
diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin
rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
Apabila objek yang dilukiskan itu
adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun
aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, pe-ranannya
dalam suatu bidang kerja dsb.
Contoh :
Di sudut dekat pintu duduk seorang
laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah
sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari
dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh
urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang
kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah
ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
E.
Paragraf Eksposisi
a. Pengertian
Paragraf Eksposisi
Eksposisi
berarti membuka dan memulai. Bahkan ada yang mengatakan exposition means explanation (ekposisi berarti penjelasan) ini berarti
tulisan eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk memberitahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan (misalnya sebuah karangan) (Nurudin, 2010:67).
Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf
yang bertujuan untuk menerangkan dan menjelaskan sesuatu pemasalahan terhadap
pembaca agar pembaca mendapatkan gambaran
dan penjelasan detail tentang suatu permasalahan yang dimaksudkan
pengarang.
b. Ciri-Ciri
Paragraf Eksposisi
1. Bersifat
nonfiksi atau ilmiah;
2. Bertujuan
untuk menjelaskan atau menerangakan suatu hal;
3. Bahasa
tulisan disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku;
4. Tulisan
atau karangan bersifat netral dan tidak memihak ataupun memaksakan sikap
penulis terhadap pembaca.
c. Bentuk
Tulisan Paragraf eksposisi
1. Pola
pengembanga umum-khusus (Deduksi)
Pada pola ini paragraf eksposisi dikembangkan berdasar-kan hal-hal
yang bersifat umum, kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat pendukung yang
khusus.
2. Pola
pengembangan khusus-umum (Induksi)
Pola
paragraf yang dikembangkan berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus, kemudian
dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum.
3. Pola
perbandingan
Paragraf
eksposisi yang isinya merupakan perbandingan antara kelebihan dan kekurangan,
kerugian dan keuntungan, serta kesamaan dan perbedaan.
Contoh
:
Lagu-lagu
tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin dita-namkan pada diri anak dan
lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena
mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam
kedua kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan
irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti dalam kehidupan anak-anak
itu sendiri.
4. Pola
analogi
Paragraf
eksposisis yang menunjukkan kesamaan-kesamaan dua hal yang bersamaan kelasnya
tetapi tetap memperhatikan kasamaan segi ataupun fungsi.
Contoh :
Struktur
suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon.
Bila pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka
karangan atau buku dapat diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub – bab, dan
paragraf. Tubuh karangan sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan,
sub-bab sebanding dengan ranting, dan paragraf sebanding dengan daun.
5. Pola
pertentangan atau kontras
Paragraf yang mempertentangkan
dengan gagasan lain. Kata hubung (biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan,
akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu.)
6. Pola pengembangan klasifikasi
Pengembangan
paragraf dengan cara mengelompokkan hal-hal yang mempunyai kesamaan-kesamaan
tertentu.
Contoh
;
Pemerintah
akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan
pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya.
Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang
rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya
rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta . Calon penerima bantuan tersebut
ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM.
7. Pola
pengembangan proses
Pola pengembangan paragraf yang ide
pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu.
8. Pola pengembangan definisi
Paragraf
yang berupa pengertian atas istilah yang terkandung dalam kalimat topik yang
memerlukan penjelasan panjang agar maknanya tersampaikan kepada pembaca.
Contoh :
Ozone
therapy
adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon
berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah.Ozone therapy
merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan
penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.
9. Pola
pengembangan contoh atau ilustrasi
Paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian,
khususnya uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya,
umpamanya,misalnya).
Contoh
:
Sampai
hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini
terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan.
Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya
dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa
beras yang mereka kumpulkan dibalik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini
menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
10. Pola pengembangan sebab akibat
Pola
pengembangan dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat sebagai perincian pengemba-ngannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai
gagasan utama, se-dangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikemu-kakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Setiap jenis pargraf memiliki
karakteristik tersendiri dalam bentuk penulisan
maupun cara penyampaian gagasan atau ide dalam karangan atau tulisan.
a. Paragraf argumentatif, bentuk
tulisannya berupa fiksi ataupun non fiksi. Penyampaian gagasan berdasarkan
pendapat seseorang mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa.
b. Paragraf persuasif, hampir sama
dengan paragraf argumentatif. Hanya saja paragraf persuasif lebih mengarah pada
mempengaruhi seseorang agar mengikuti kemamuan penulis.
c. Paragraf naratif, penulisan paragraf
naratif dapat berupa cerita atau bentuk cerita fiksi atapun non fiksi.
Penulisan paragraf naratif bertujuan untuk menceritakan sesuatu hal atau
peristiwa tertentu sesuai dengan urutan waktu atau urutan peristiwa.
d. Paragraf deskriptif, penulisan
paragraf deskriptif bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan sesuatu atau
suatu masalah secara detail.
e. Paragraf eksposisi, bentuk penulisan
paragraf eksposisi mengarah pada hal-hal atau masalah-masalah ilmiah.
B.
Saran
Menulis bahasa merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang harus kita miliki. Oleh karena itu, pembelajaran
tentang cara-cara penulisan sangat diperlukan sebagai bahan materi maupun
koreksi. Dengan demikian, jika kita memahami bentuk-bentuk penulisan maka
diharapkan bagi pembaca maupun penulis menjadi lebih mudah dalam menemukan dan
memahami informasi dalam tulisan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf,
Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wiyanto,
2004. Terampil Menulis Paragraf.
Jakarta: Grasindo.
Nueudin.
2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang:
UMM Press.
Tempo,
20 Fubruari, 2005. Sang Pengantin,
Tempo, hlm.17.
Syatriadi,
Tommy. 2013. Paragraf Narasi. http://www.pojokmanfaat.com/2013/
05/paragraf- per suasif-pengertian-ciri-jenis-contoh.html diundu [23 Maret 2014 at 09.45]
Yunus,
Syarif. 2012. Paragraf Naratif dan
Paragraf Deskriptif. http://mm-pob.blogspot.com/2012/04/paragraf-naratif-dan
deskriptif.html#sthash.EDg9jbUv. dpuf diundu [23 Maret 2014 at 10.00]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar